Sebuah pesawat ringan jatuh di Kawasan Lapangan Sunburst BSD Kecamatan Serpong Tangerang Selatan pada hari Minggu sekitar pukul 14.00 WIB. Tiga orang yang merupakan awak dan penumpang pesawat meninggal dunia dalam insiden pesawat tersebut.
Pesawat yang jatuh diketahui bernomor registrasi PK-IFP. Kementerian Perhubungan sebelumnya mengidentifikasi pesawat yang jatuh adalah jenis Cessna tetapi kemudian mengklarifikasi bahwa jenis pesawatnya adalah P2006 T. Kemenhub juga memastikan bahwa pesawat itu merupakan milik Indonesia Flying Club dan bukan Politeknik Penerbangan Curug.
Kronologi Pesawat Jatuh di BSD
Insiden pesawat jatuh di BSD ini dilaporkan terjadi pukul 14.00 WIB. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan tiga korban ditemukan meninggal dunia. Dua korban berada di badan pesawat dan satu korban tergeletak diluar pesawat. “Korban 3 orang meninggal” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi.
Tim SAR kemudian tiba di lokasi tak lama setelah menerima informasi dari masyarakat sekitar. Proses evakuasi kemudian di mulai sekitar pukul 16.00 WIB. Evakuasi sempat terhambat karena kondisi pesawat yang hancur. Tim SAR bahkan harus memotong badan pesawat untuk mengevakuasi korban. Ketiga jenazah berhasil dievakuasi beberapa pada sore ini ke RS Polri Kramat Jati. Polisi pun telah mengidentifikasi ketiga korban, yakni:
- Pulung Darmawan, warga Bandung Jawa Barat
- Mayor Suanda (belum diketahui asal daerah)
- Farid (belum diketahui asal daerah).
Kapolres Tangsel AKBP Ibnu Bagus Santoso mengungkapkan bahwa tim gabungan sempat mengalami kendala selama proses evakuasi para korban. Pihaknya mengalami sedikit kendala karena kondisi badan pesawat dalam keadaan hancur. Evakuasi yang dilakukan petugas SAR gabungan dilakukan secara hati-hati.
“Semua dari korban ini kondisinya masih utuh,” katanya.
Ia menjelaskan, pesawat ringan PK-IFP milik Indonesia Flying Club ini diketahui dalam perjalanan dari Pondok Cabe menuju Tanjung Lesung. Namun Bagus mengaku belum bisa menjelaskan lebih detail terkait kronologi kecelakaan tersebut. “Tapi pada saat kejadian memang terjadi hujan lebat, untuk lengkapnya nanti pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang akan menjelaskan,” ujarnya.
Tujuan Pesawat P2600 T Sebelum Jatuh
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, penerbangan pesawat Tecnam P2006T dalam rangka survei landasan baru di Bandara Salakanagara Tanjung Lesung. Dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia Flying Club sebagai pemilik pesawat tersebut akan mengadakan sebuah acara.
“Mereka mengadakan survei yang di mana, yang kami dengar, Indonesia Flying Club IFC ini akan punya acara apa, saya enggak tahu, ulang tahun atau apa, ada acara kumpul-kumpul di Tanjung Lesung,” ujar Soerjanto saat ditemui di kantor KNKT.
“Nah, mereka pada saat itu mencoba airstrip yang ada di Tanjung Lesung itu. Airstripnya katanya baru dan pesawat ini uji coba untuk ke sana, untuk landing dan take off kembali. Terus kemudian kembali ke Pondok Cabe,” ungkap Soerjanto. Soerjanto berujar, pilot sempat menghubungi petugas menara pengawas di Bandara Halim Perdanakusuma dan Cengkareng sebelum akhirnya hilang kontak.
“Memang kami juga sudah tahu, mereka mengontak terakhir itu, mereka kontak menara kontrol dari Halim,” ujar Soerjanto. “Juga mereka sempat melakukan percakapan dengan menara kontrol dari Cengkareng,” lanjutnya.
Kendati demikian, KNKT sebagai lembaga yang menyelidi penyebab pesawat ini jatuh belum mengetahui apa isi percakapan tersebut. Sebelum hilang kontak, awak pesawat juga sempat meminta tolong dengan berteriak “Mayday! Mayday!”.
Mayday merupakan salah satu sandi di dunia penerbangan yang berarti “tolong aku”.
Soerjanto menduga pilot pesawat semula berkeinginan mendarat darurat di Lapangan Sunburst. “Memang kami melihat bahwa pilot intended atau berkeinginan menuju ke lapangan itu untuk melakukan pendaratan darurat di lapangan itu,” kata Soerjanto.
“Karena, kalau tidak diarahkan dengan sengaja, ya enggak mungkin akan ke situ (Lapangan Sunburst). Karena treknya itu kalau ke Pondok Cabe, agak lurus, ini agak melenceng. Nah, dia memilih daerah situ,” ujar Soerjanto melanjutkan. Berdasarkan situasi dan kondisi sebelum pesawat tersebut jatuh, Soerjanto berujar bahwa tempat terbaik untuk mendarat darurat saat itu memang hanya Lapangan Sunburst.
“Cuma masalahnya, sebelum berhasil mencapai lapangan, pesawat sudah terburu terkena pohon, terus terpental, akhirnya berhenti di lereng lapangan tersebut,” ungkap dia.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), pesawat diketahui take off dari Bandara Pondok Cabe sekitar pukul 11.36 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Salakanagara Tanjung Lesung sekitar pukul 13.10 WIB. Namun, pesawat sempat hilang kontak pukul 13.43 WIB dalam perjalanan dari Bandara Salakanagara Tanjung Lesung ke Bandara Pondok Cabe sebelum akhirnya jatuh di tepi Lapangan Sunburst.
Keterangan Saksi Mata
Saksi mata bernama yang menolak disebut namanya mengatakan, sekitar pukul 13.45 WIB, ia melihat pesawat berkelir putih dengan kode badan PK-IFP itu sempat berputar-putar di udara. “Saya pertama lihat pesawat itu sudah ada di atas Hotel Pop. Dia berputar-putar sembari mengeluarkan asap juga,”
“Setelah makin dekat dengan tanah, dia kayak banting setirlah kalau istilahnya mobil. Nah akhirnya, di sanalah jatuhnya, di Lapangan Sunburst,” lanjut dia yang merupakan juru parkir restoran siap saji Mc Donalds
Salah satu saksi mata, Andi mengatakan bahwa insiden jatuhnya pesawat latih tersebut terjadi saat hujan deras. “Kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB, bersamaan dengan hujan deras,” kata dia. Andi mengaku sedang berteduh saat dalam perjalanan pulang ke apartemen Avenue Serpong beberapa saat sebelum pesawat terjatuh. Jarak antara dirinya dengan lokasi jatuhnya pesawat sekitar 50 meter. Namun, ia tidak melihat proses jatuhnya pesawat, tetapi mendengar suara benturan begitu keras.
“Pas dilihat, ternyata ada pesawat jatuh. Tapi saya enggak lihat ada api sih,” terang Andi. Ia kemudian berlari mendekati lokasi dan terlihat ada salah seorang korban tergeletak di jalan dalam keadaan tidak bergerak.
Apa Beda Pesawat Cessna Dengan P2600 T
Pesawat Cessna adalah kapal terbang buatan Amerika serikat yang bermarkas di Kansas yaitu Cessna Aircraft Company. Pesawat P2600 T adalah pesawat terbang ringan dengan dua buah mesin turbo buatan Italia oleh pabrik Costruzioni Aeronautiche Tecnam dan telah menerima sertifikat layak terbang dari Uni Eropa pada tahun 2003.
Meskipun sekilas sama-sama dan dikenal dengan istilah awam pesawat capung. Secara kasat mata perbedaan yang nyata adalah pesawat Cessna memiliki sayap yang berada dibawah badan pesawat sedangkan P2600 T memiliki sayap diatas. Dari segi mesin pesawat Cessna memiliki mesin tunggal dan P2600 T bermesin turbo ganda