Baru baru ini viral disosmed tentang fenomena kabut di Serpong BSD terutama pada pagi hari. Fenomena kabut yang tidak biasa terjadi itu mulai muncul sekitar pukul 06.00 WIB dan banyak diinformasikan warga lewat unggahan foto dan video di media sosial. Fenomena ini juga dibagikan sejumlah netizen lain di media sosial. Belum jelas apa yang menyebabkan kabut tebal menyelimuti wilayah BSD, Tangerang Selatan.
Fenomena kabut tebal itu awalnya viral karena banyak warga Serpong membagikan kabut di Serpong. Warga yang melintas menyadari ada kabut tebal di Serpong pagi tadi sekitar pukul 06.30 WIB. Kabut itu berbentuk seperi embun cukup menghalangi jarak pandang pengendara karena bukan saja menutupi jalan akan tetapi juga hingga gedung perkantoran dan apartemen di sekitar Serpong BSD
“Nggak biasanya, sangat rendah sekali kabutnya itu, karena gedung apartemen hampir nggak terlihat cukup tebal itu,” ucap seorang warga disana. Dandy mengaku baru pertama kali melihat fenomena tersebut sejak tinggal di BSD selama 5 tahun. Menurutnya pagi ini jarak pandang mata hanya sampai 10 meter. “Nggak sampai menutup jalan, tapi kita hampir 10 meter ke atas nggak terlihat. Aneh itu nggak biasanya tinggal di situ lebih dari 5 tahun tinggal, nggak pernah terjadi kabut di Serpong seperti ini,” ujarnya sambil menikmati pemandangan tersebut dalam perjalanannya menuju ke kantor di Central Park Mall dengan Transjakarta
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena kabut tebal yang sering terjadi di wilayah Serpong BSD Tangerang Selatan hampir setiap pagi. BMKG menyebut kondisi udara berkabut yang ada di BSD biasa disebut udara kabur. Dalam ilmu cuaca, kondisi udara yang ditunjukkan dalam foto tersebut disebut udara kabur. Udara kabur yang terjadi di atmosfer lapisan bawah” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik, Fachri Radjab. Fachri menjelaskan bahwa udara kabur bisa terbentuk melalui beragam cara seperti antara lain dari kabut, asap hingga salju. Namun fenomena yang kerap terjadi di Indonesia adalah faktor kabut.
Penjelasan Proses Ilmiah Terjadinya Kabut Di Serpong
Hal ini terjadi ketika banyak daerah terbuka hijau atau resapan air dimana suhu permukaan cukup rendah hingga mampu membuat kodensasi uap air diarea yang memiliki kelembaban cukup tinggi karena banyaknya tanaman hijau. Fenomena kabut ini jarang sekali terjadi didaerah perkotaan yang terdapat sedikit tanaman hijau.
Kemunculan kabut itu kemungkinan besar karena suhu udara menurun beberapa hari belakangan ini, sehingga kabut ini terjadi pada pagi hari tadi. Berdasarkan data cuaca yang dicatat BMKG, suhu udara di kawasan Serpong Tangerang Selatan dan sekitarnya berkisar 24-31 derajat celcius. Akibatnya, kelembapan udara di wilayah tersebut mencapai 91 persen.
Tiga hari belakangan ini suhu udara terpantau berada di kisaran 24-31 derajat celcius dengan kelembapan 91 persen pada pagi hari tadi. BMKG memperkirakan, fenomena kabut menyelimuti kawasan Serpong dan sebagian wilayah Pagedangan kemungkinan masih akan terjadi selama beberapa hari ke depan pada pagi hari. Hal tersebut karena suhu udara masih cukup rendah dan kelembapan udara yang tinggi dibanding biasanya serta masih banyaknya daerah hijau yang menghasilkan uap air dari prosesnya
“Udara kabur yang terjadi di atmosfer lapisan bawah yaitu dilapisan dekat permukaan bumi terjadi karena beberapa faktor antara lain kabut yang terdiri atas mist, haze, fog, asap, debu yang terdiri atas debu, debu vulkanik, debu pasir atau debu partikel ban kendaraan dan salju. Kasus udara kabur yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah kabut yakni mist, fog dan haze,” ucapnya.
Fachri memastikan bahwa kabut di Serpong BSD merupakan hal biasa dan bukan sesuatu yang membahayakan. Meski begitu, dia mengimbau masyarakat agar menjaga jarak aman saat berkendara lantaran pandangan yang terbatas.
“Kondisi kabut seperti yang ditunjukkan dalam foto tersebut sangat lazim terjadi di periode musim hujan seperti saat ini, mungkin untuk masyarakat yang sedang berkendara perlu waspada menjaga jarak dengan kendaraan lain,” ujarnya.